corat*coret


Mimpi adalah kunci
“Asrama, 20 january 1999
Dear diary,Gue Mida umur gue 16 tahun. Gue berada dalam keluarga yang sangat berkecukupan. Ayah adalah seorang petinggi di daerah tempat kami tinggal yang kerjanya mengurusi di bagian administrasi social. Bunda adalah seorang pegawai negeri yang sangat loyal dalam bekerja, bunda juga mempunyai jabatan yang cukup banyak orang disegani. Gue adalah anak yang gak mau diem, kata temen-temen dan saudara-saudara yang kenal deket ma gue, gue adalah anak yang tomboy. Gue biasa dikenal dengan Mida Gokil, bahasa anak muda yang kalo diartikan. Gue adalah orang yang asyik apa adanya. Sekilas sekelumit kisah tentang Gue 2 tahun yang lalu. Sekarang gue udah jadi anak kuliahan. Yang kata orang berarti udah jadi mahasiswa yang notabene berarti udah dewasa. Tapi, sampai sekarang gue masih ngerasa masih kaya anak kecil. Padahal di asrama gue juga dituntut menjadi praja yang bener, mungkin ini proses. Ya…!!! Gue yakin ini proses yang cukup lama. Mungkin juga ini karena factor gue anak tunggal yang sedari kecil apa-apa selalu diladeni, dan sekarang 2 tahun di asrama adalah pembelajaran buat gue untuk melakukan perubahan.
Keaktifan gue diberbagai organisasi cukup menyita waktu gue buat focus dengan kuliah. Kadang gue sering dapet scorsing dari dosen karena terlambat masuk. Itu awal-awal masuk kuliah…maklum, belum bias menyesuaikan. Tapi sekarang gue udah bias membagi waktu. Karma hidup diasrama harus bias disiplin waktu. Karma, apapun itu bagi gue tidak ada yang sulit kalau kita berusaha. Gue terlahir dari keluarga yang cukup protektif. Apapun keinginan orangtua harus dilaksanakan walaupun sebenarnya gue gak menginginkan itu. Ayah pengen gue jadi Dosen yang arif dan bijak. Gue berusaha sekuat kemampuan gue untuk mewujudkan mimpi Ayah. Dan sekarang di tingkat 3 gue dah cukup banyak kenal dosen di kampus. Ini salah satu peluang buat gue jadi ASDOS dan nantinya melangkah menjadi Dosen seperti apa yang diinginkan Ayah. Setiap perkuliahan disela kegitana gue selalu dibayangi oleh mimpi Ayah. Apapun yang saya lakukan adalah dengan kejujuran. Namun tidak dengan yang satu ini. Mimpi gue adalah menjadi penulis atau sastrawan yang punya banyak karya yang sudah diterbitkan dan mampu menjadi legend seperti Pramoedya Ananta Tour. Tapi, karena mimpi Ayah kali ni gue tidak jujur dengan apa yang gue lakukan. Gue fikir ini adalah bentuk kasih saying gue ke Ayah. Karena hanya gue satu-satunya asset dari keluarga untuk mewujudkan mimpi Ayah. Sejalan berjalannya waktu yang penuh rintangan gue berusaha dengan berbagai cara. Support daru bunda pun selalu mengalir. Gue ingin jadi anak yang mampu membanggakan kedua orang tua di mata dunia. Jika ingat pengalaman 2 tahun yang lalu ketika gue masih duduk di bangku SMA, gue adalah orang yang tidak mau tau. Urusan gue ya sekolah, main, dan hura-hura. Namun usaha Ayah merubah hidup gue berhasil membawa gue ke Asrama ini. Dan sekarang gue mau melangkah ke depan untuk mampu merubah keadaab diri menjadi lebih baik. Hem… di asrama ini semuanya jadi saksi.”

 “Tok..tok..tok… non sudah ditunggu bunda sama ayah dimeja makan…”
(suara bibi mengagetkan mida dari keheningan yang membawanya ke masa lalu)
“iyah…bentar Bi….”
Mida  langsung membereskan kertas-kertas yang berserakan di dalam kamar. Dan memasukan semuanya dalam kardus kenangan.
Mida menggumam dalam benaknya.
“Aku jadi ingin menerbitkan hasil karyaku. Tapi, rasanya tidak mungkin. Sekarang aku sibuk menjadi pengajar, mana mungkin aku mampu melanjutkan menulis lagi.”
“kq lama banget sayang….”
Bunda memulai membuka percakapannya di meja makan.
“tadi…habis buka kardus kenangan, kangen sama Asrama”
“sekarang aja kangen, dulu pertama kali kamu tinggal, banyak sekali kasus, sampe Ayah bingung harus gimana lagi.”
Ayah ikut-ikutan menanggapi pembicaraanku.
“yah..itu khan masa lalu Yah..?”
“oy, kemaren bunda ketemu temen SMA kamu yang namanya Ali, sekarang dia kerja di bagian penerbitan buku loh…”
“oyah? Bunda ketemu dimana?”
tanyaku dengan semangat…
“ketemu di cafe ciper… ada pa siy? Kq semangat sekali?”
“gak apa-apa kq Nda,..”

Makan malam selesai, malam semakin larut mida membuka-buka kembali kardus kenangan itu. Tak fakir lama juga, mida langsung menghubungi Tia sahabatnya dulu waktu di SMA, mida menanyakan keberadaan Ali dimana, karena kebetulan dulu Ali adalah mantan pacar Tia. Sembari mida mengirim sms mida merebahkan tubuhnya, dalam keheningan malam.
Kesesokan harinya, tiba-tiba hape mida berbunyi, ada 1 pesan dari Tia yang berbunyi :
“maf r bls, semlm q dah tdr. Ni no.nya08523123500. tp gtw     masih aktf ato g. np siy nny2 lg ttg si cuplis?”
 Mida langsung menjawabnya dengan telfon,
“assalamualaikum….?”
“halo…waalaykumusalam,!”
“gak apa2 kq, ada yang penting ajah ntr kamu juga tahu, btw..hari ini ada agenda apa?”
“ntr mau ketemu klien di Hotel Horison, kenapa? Kamu juga pagi2 udah nelfon,”
“o…yadah, makasih yah… see u…?”

Klik percakapan mida dan tia berakhir. Mida mulai menata diri untuk beraktifitas menjadi pengajar. Hari itu juga mida menghubungi Ali. Keberuntungan berpihak pada mida, no.hp ali ternyata masih aktif. Mida pun langsung meminta ali untuk ketemuan di café ciper. Tepat jam makan siang,mida meluncur ke jalan pemuda di café ciper.  mida dan ali bertemu. Ali dengan gayanya ala pegawai kantor. Dan mida dengan gaya seorang pengajar yang arif dan bijaknya. Mereka berdua saling tertegun, mungkin juga karna sudah lama tak bertemu.
“gila berubah banget kamu”
Ali merspon dengan rasa heran.
“biasa aja kali, yah…sesuatu khan harus berubah… langsung aja deh ke tujuan kenapa aku pengen ketemu kamu.”
Mida tanpa bas-basi menjelaskan maksud kenapa mengajak ali bertemu. Ali pun menanggapinya dengan serius. Pertemuan pertama dengan ali membuat mida semakin optimis untuk mewujudkan hasil karyanya menjadi sebuah buku. Pertemuan pertama itu berlanjut sampai akhirnya mida mampu menerbitkan hasil karyanya. Melalui bantuan Ali, sekarang mida menjadi pengajar dan penulis yang handal. Buku-bukunya pun sudah banyak di terbitkan. Dan sekarang dy menjadi “pengajar&penulis yang professional”. Bukan Cuma hasil karyanya saja yang mida terbitkan. Tapi, buku2 panduan untuk mahasiswanya juga dibuat.
Mimpi adalah kunci. Kata nidji…itu bener sekali. Jika hidup ini dijalani dengan kejujuran dan dibuka dengan usaha…!!! Yakinlah kamu semua bisa mewujudkan. Asal ada niat baik, Alloh pasti ngasih jalan kq, yang penting jangan bermimpi diatas mimpi orang lain.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

miss u mbah ^_^

>>>> mother

Nulis lagi