>>>> mother


“ jangan sepele…..”
Anak kita adalah orang yang pandai menirukan kita sebagai orang tua. Apalagi ibu. Sebagai ibu harus waspada ketika memarahi atau menegur anak ketika anak berbuat tidak semestinya. Saya punya murid privat berumur 13 tahun, anaknya cukup pandai . Apalagi anak ini sering di sebut anak berbakat. Anak SMP yang duduk di kelas 2 itu biasanya lagi masa-masanya pubertas. Masa-masanya lagi asyiknya mencari jati diri agar mampu diterima dimanapun. Saya memberikan privat ngaji dan pengetahuan tentang agama islam. Karena kekhawatiran ibunya yang tak mau anaknya terjerumus dalam dunia remaja yang gemerlap. Di setiap pertemuan, anak ini yang bernama mila sering mengeluh kalo kegiatannya selalu tak pernah berhenti. Setelah les musik les olah raga, habis tu ada lagi yang lain. Saya rasa anak ini mengalami kejenunahan, wajar saja anak remaja khan juga butuh waktu kumpul dengan anak seumurannya. Tapi bagi orang tuanya, yang terpenting adalah belajar. Ayah mila adalah seorang direktur perusahaan di bandung, dan ibunya adalah seorang ibu rumah tangga yang mengatur kebutuhan anak, tapi ya begitu??!!!@@@. Mila cenderung anak yang introvet, jadi permasalahannya hanya mampu keluarkan ketika memang dia benar2 percaya dengan orang itu, sedari kecil mila tak pernah terbuka dengan ibu ataupun ayahnya. Mungkin juga karena ketakutannya pada ibunya, kalau mila sedikit mengeluarkan keluhannya. Padahal keluhannya itu di amaksud untuk meminta pendapat dari orang tuananya, apalagi sebagai seorang ibu. Menurut mila hal itu harus diceritakan ke ibunya,
“ mah…. Sekolah mila besok ada lomba masak, menurut mamah enaknya kelompok mila masak-masakan apa yah?”
Mamahnya hanya diam, tak sedikitpun memberikan reaksi pada mila.
“ mah….. apa yah?”
Mila mencoba mendekati agar lebih nyaman, tapi reaksi itu tak muncul juga. Reaksi yang jauh dari apa yang dibayangkan mila, ketika ada seorang anak gadisnya bercerita pada seorang ibunya. Bagi mila itu hal yang biasa, dan mila hanya menghela nafas.
Suatu hari ketika saya memberikan privat ngaji, tepat hari minggu. Kebetulan juga pembantu ikut-ikutan libur kaya hari sekolah. Saat itu baru saja mau memulai ngaji. Tiba-tiba ibunya mila memanggil.
“ la…. Kesini bentar….. la… la….!!!!” Teriak mamah mila yang tanpa basa-basi dengan saya sebagai guru privatnya, saya paham dengan watak ibunya mila, saya beristighfar. Dan menyuruh mila untuk memenuhi panggilan ibunya.
“ sana de’mila. Tu dipanggil mamah sebentar.”
“ ga usah lanjut ajah ngajinya, toh juga mau ngomel2, males…. Ngapain dengerin omongan mamah, curhatku aja gak didengerin. Aku mulai ya teh…?”
Mila menolak suruhan saya, saya jadi menjadi bingung dengan jawaban mila. Sebagai guru saya hanya ingin memberikan gambaran kalau anak yang baik adalah anak yang mau menuruti orang tua dengan kebaikan. Namun, kembali ke orang tua juga, ketika kita sebagai orang tua hanya mampu menyuruh-nyuruh anak cenderung akan ikut-ikutan jadi orang yang bias menyuruh-nyuruh, karena anak cenderung pandai meniru apa yang kita lakukan, bukan apa yang kita suruh.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

miss u mbah ^_^

Nulis lagi